Di jepang,
hari Valentine sudah muncul berkat marketing besar-besaran, sebagai
hari dimana para wanita memberi (para pria yang mereka senangi atau
kasihi) permen cokelat. Namun hal ini tidaklah dilakukan dengan
sukarela, melainkan menjadi sebuahkewajiban, terutama bagi mereka yang
bekerja kantoran. Mereka memberi cokelat kepada para teman kerja pria
mereka, kadangkala dengan biaya yang besar.
Cokelat ini disebut
sebagai Giri-Choco, dari kata Giri (kewajiban) dan Choco (cokelat). Lalu
berkat usaha marketing lebih lanjut, ada pula sebuah hari balasan yang
disebut "Hari Putih" (White Day) yang jatuh pada tanggal 14 Maret,
dimana pria yang sudah mendapat cokelat pada hari Valentine diharapkan
memberi sesuatu kembali.
Di Indonesia,
budaya bertukaran surat ucapan antar kekasih juga mulai muncul. Budaya
ini cenderung menjadi budaya populer dan konsumtif, karena perayaan
Valentine lebih banyak ditujukan sebagai ajakan pembelian barang-barang
yang terkait dengan Valentine, seperti kotak cokelat, perhiasan dan
boneka. Pertokoan, Tempat Hang out dan media (Stasiun TV, Radio, Online
Dan Majalah Remaja) terutama di kota-kota besar di Indonesia marak
mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan Valentine.
Sabtu, 22 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar