Hari raya ini adalah salah satu hari raya bangsa Romawi Paganis (yang
menyembah berhala), bangsa romawi telah menyembah berhala semenjak 17
abad silam. Jadi hari raya valentine ini adalah merupakan sebutan kepada
kecintaan terhadap sesembahan mereka.
Tentang sejarah valentine ini ada banyak versi yang menyebutkan, tetapi
dari sekian banyak versi menyimpulkan bahwa hari valentine tidak
memiliki latar belakang yang jelas sama sekali.
Perayaan ini telah ada semenjak abad ke-4 SM, yang diadakan pada tanggal
15 februari, perayaan yang bertujuan untuk menghormati dewa yang
bernama Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang
dan berpakaian kulit kambing. Acara ini berbentuk upacara dan di
dalamnya diselingi penarikan undian untuk mencari pasangan. Dengan
menarik gulungan kertas yang berisikan nama, para gadis mendapatkan
pasangan. Kemudian mereka menikah untuk periode satu tahun, sesudah itu
mereka bisa ditinggalkan begitu saja. Dan kalau sudah sendiri, mereka
menulis namanya untuk dimasukkan ke kotak undian lagi pada upacara tahun
berikutnya.
Sementara itu, pada 14 Februari 269 M meninggallah seorang pendeta
kristen yang juga dikenal sebagai tabib (dokter) yang dermawan yang
bernama Valentine.
Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang
terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi
memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya
bergabung di dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat
dalam peperangan. Karena mereka tidak ingin meninggalkan keluarga dan
kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera
memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati
bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan.
Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal.
Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu
menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara
rahasia. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya
peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan
dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.
Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu
pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St.
Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis
hukuman mati dengan dipenggal kepalanya.
Sejak kematian Valentine (14 februari), kisahnya menyebar dan meluas,
hingga tidak satu pelosok pun di daerah Roma yang tak mendengar kisah
hidup dan kematiannya. Kakek dan nenek mendongengkan cerita Santo
Valentine pada anak dan cucunya sampai pada tingkat pengkultusan.
Ketika agama Katolik mulai berkembang, para pemimipin gereja ingin turut
andil dalam peran tersebut. Untuk mensiasatinya, mereka mencari tokoh
baru sebagai pengganti Dewa Kasih Sayang, Lupercus. Akhirnya mereka
menemukan pengganti Lupercus, yaitu Santo Valentine.
Di tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercaria yang
dilaksanakan setiap 15 Februari menjadi perayaan resmi pihak gereja. Dua
tahun kemudian, sang Paus mengganti tanggal perayaan tersebut menjadi
14 Februari yang bertepatan dengan tanggal matinya Santo Valentine
sebagai bentuk penghormatan dan pengkultusan kepada Santo Valentine.
Dengan demikian perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti
dengan "Valentine Days"
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus dia Via
Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus.
Kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja
Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini
telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836.
Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari
Valentine, di mana peti emas diarak-arak dalam sebuah prosesi khusyuk
dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu sebuah misa khusus
diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang
menjalin hubungan cinta.
Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai
bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa
yang asal-muasalnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja.
Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
Sesuai perkembangannya, Hari Kasih Sayang tersebut menjadi semacam
rutinitas ritual bagi kaum gereja untuk dirayakan. Agar tidak kelihatan
formal, peringatan ini dibungkus dengan hiburan atau pesta-pesta.
Sumber: Baca lebih lanjut. http://ittaqi-tafuzi.blogspot.com/2013/02/artikel-kisah-perayaan-hari-valentine-day.html
Sabtu, 22 Maret 2014
TRADISI HARI VALENTINE DI NEGARA-NAGARA NON BARAT
Di jepang,
hari Valentine sudah muncul berkat marketing besar-besaran, sebagai
hari dimana para wanita memberi (para pria yang mereka senangi atau
kasihi) permen cokelat. Namun hal ini tidaklah dilakukan dengan
sukarela, melainkan menjadi sebuahkewajiban, terutama bagi mereka yang
bekerja kantoran. Mereka memberi cokelat kepada para teman kerja pria
mereka, kadangkala dengan biaya yang besar.
Cokelat ini disebut sebagai Giri-Choco, dari kata Giri (kewajiban) dan Choco (cokelat). Lalu berkat usaha marketing lebih lanjut, ada pula sebuah hari balasan yang disebut "Hari Putih" (White Day) yang jatuh pada tanggal 14 Maret, dimana pria yang sudah mendapat cokelat pada hari Valentine diharapkan memberi sesuatu kembali.
Di Indonesia, budaya bertukaran surat ucapan antar kekasih juga mulai muncul. Budaya ini cenderung menjadi budaya populer dan konsumtif, karena perayaan Valentine lebih banyak ditujukan sebagai ajakan pembelian barang-barang yang terkait dengan Valentine, seperti kotak cokelat, perhiasan dan boneka. Pertokoan, Tempat Hang out dan media (Stasiun TV, Radio, Online Dan Majalah Remaja) terutama di kota-kota besar di Indonesia marak mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan Valentine.
Cokelat ini disebut sebagai Giri-Choco, dari kata Giri (kewajiban) dan Choco (cokelat). Lalu berkat usaha marketing lebih lanjut, ada pula sebuah hari balasan yang disebut "Hari Putih" (White Day) yang jatuh pada tanggal 14 Maret, dimana pria yang sudah mendapat cokelat pada hari Valentine diharapkan memberi sesuatu kembali.
Di Indonesia, budaya bertukaran surat ucapan antar kekasih juga mulai muncul. Budaya ini cenderung menjadi budaya populer dan konsumtif, karena perayaan Valentine lebih banyak ditujukan sebagai ajakan pembelian barang-barang yang terkait dengan Valentine, seperti kotak cokelat, perhiasan dan boneka. Pertokoan, Tempat Hang out dan media (Stasiun TV, Radio, Online Dan Majalah Remaja) terutama di kota-kota besar di Indonesia marak mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan Valentine.
Makna Hari Valentine
Hari Valentine pada
tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka
yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat.
Asal-muasalnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma
didiskusikan di artikel Santo Valentinus. Beberapa pembaca mungkin ingin
membaca entri Valentinius pula. Hari raya ini tidak mungkin
diasosiasikan dengan cinta yang romantis sebelum akhir Abad Pertengahan
ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.
Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi - notisi dalam bentuk " valentines ". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah cupid bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine dikirimkan per tahun.
Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu - kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu Valentine.
Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya valentine itu Merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada Pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.
Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi - notisi dalam bentuk " valentines ". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah cupid bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine dikirimkan per tahun.
Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu - kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu Valentine.
Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya valentine itu Merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada Pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.
Sekolah Medan Razia Siswa Rayakan Valentine
SEJUMLAH Sekolah Menengah Umum di Medan,
Sumatera Utara, Senin (14/2/2011) siang melakukan razia terhadap siswa
yang merayakan hari kasih sayang atau valentine. Razia ini dilakukan
untuk mencegah dampak buruk perayaan valentine bagi siswa sekolah
menegah umum.
Perayaan hari valentine atau hari kasih sayang sepertinya tidak begitu diminati oleh para guru di Medan, Sumatera Utara. Seperti di SMU Negeri 13 Medan yang menggelar razia terhadap siswa yang akan merayakan hari valentine.
Razia yang dilakukan mendadak ini cukup
mengagetkan siswa sekolah. Sejumlah guru dan kepala sekolah langsung
memeriksa satu persatu tas milik siswa.
Dari razia ini petugas menyita sejumlah
coklat dan hadiah valentine lainnya yang dibawa siswa. Sejumlah siswa
yang tertangkap tak kuasa menahan malu, namun siswa yang tertangkap
tangan membawa kado valentine membantah akan merayakan hari kasih
sayang. Mereka berdalih kado yang dibawa akan diberikan kepada temannya
yang tengah berulang tahun.
Selain dirazia para siswa juga diberikan
pengetahuan tentang dampak buruk perayaan valentine. Selama ini
perayaan valentine berdampak pada pergaulan bebas di kalangan remaja.
Kepala sekolah SMU 13 mengatakan razia
ini untuk mencegah dampak buruk dari perayaan valentine. Terlebih
Majelis Ulama Indonesia telah menyatakan haram untuk merayakan hari
valentine. “Meski tidak ada hukuman bagi siswa yang membawa kado
valentine, namun pihak sekolah mengaku akan semakin memperketat
pengawasan terhadap siswa,” kata Sutrisno Spd, Kepala Sekolah SMU 13
Medan.
Memang cukup banyak kelompok-kelompok
Islam maupun para ulama Islam yang menentang perayaan hari kasih sayang
(valentine). Yang tidak mereka jelaskan kepada publik secara terbuka
adalah - alasan mereka menentang hari kasih sayang sesungguhnya bukan
hanya karena perayaan itu terkait erat dengan tradisi masyarakat Barat
yang berbau Yudeo-Kristen, melainkan karena Tuhannya Islam sendiri,
yaitu Allah swt - TIDAK PERNAH DIKENAL SEBAGAI TUHAN YANG MENGASIHI di
dalam Qur'an maupun hadis. Dari ke-99 nama-nama indah Allah, tak ada
satupun yang menyebutNya sebagai Tuhan yang mengasihi. Jadi inilah
sesungguhnya alasan utama mengapa hari kasih sayang (valentine) tidak
dianjurkan, tetapi malah dilarang di dalam Islam.
Sumber: Sekolah di Medan Merazia Siswa Yang Merayakan Valentine
dampak negatif dan positif
valentine adalah hari kasih sayang..
tapi dilain sisi ada dampak negatif dan positif..kadang valentine bisa membuat kita senang,kadang juga membuat kita sedih..valentine tidak harus di rayakan dengan pacar
valentine bisa di rayakan dengan orang-orang sekitar.tapi tidak semua orang bisa merayakan karena valentine adalah kepercayaan seseorang untuk merayakan.
tapi bagi kalangan anak remaja valentine itu sebagai hal lebih dan kadang berbuat yang tidak baik..dan valentine itu Dampak Negatif Facebook Bagi Pelajar dan Remaja - cerita cinta, cerita remaja, ramalan Kado Valentine Romantis Buat Pacar ..tapi semua ga seindah yang kita bayangkan kadang kita ga harus seneng di hari valentine.kita bisa nyatakan kasih sayang bukan di hari valentine aja..bisa kita nyatakan setiap hari bukan pacar aja dengan orang tua,keluarga,teman saudara.semua kita jadiakn satu hati..itu dampak positif dan negatif..
tapi dilain sisi ada dampak negatif dan positif..kadang valentine bisa membuat kita senang,kadang juga membuat kita sedih..valentine tidak harus di rayakan dengan pacar
valentine bisa di rayakan dengan orang-orang sekitar.tapi tidak semua orang bisa merayakan karena valentine adalah kepercayaan seseorang untuk merayakan.
tapi bagi kalangan anak remaja valentine itu sebagai hal lebih dan kadang berbuat yang tidak baik..dan valentine itu Dampak Negatif Facebook Bagi Pelajar dan Remaja - cerita cinta, cerita remaja, ramalan Kado Valentine Romantis Buat Pacar ..tapi semua ga seindah yang kita bayangkan kadang kita ga harus seneng di hari valentine.kita bisa nyatakan kasih sayang bukan di hari valentine aja..bisa kita nyatakan setiap hari bukan pacar aja dengan orang tua,keluarga,teman saudara.semua kita jadiakn satu hati..itu dampak positif dan negatif..
Efek Buruk Hari Valentine
Hari Valentine Momen Patah Hati, Gugatan Cerai Melonjak
BAGI orang (Barat khususnya), Hari Valentine semestinya merupakan saat untuk cinta dan percintaan, tapi bagi banyak pasangan suami-istri momen itu merupakan hari patah hati dan sakit hati.
Itu karena Valentine’s Day adalah “awal
waktu paling sibuk untuk perceraian. Avvo.com, yang menawarkan rating
dan profil gratis kepada 90 persen pengacara dan dokter berizin di AS,
menyebutkan jumlah pasangan Amerika yang mencari para pengacara
perceraian dan informasi terkait perceraian melonjak menjelang Hari
Valentine.
“Dalam dua tahun terakhir ini kami
melihat kenaikan rata-rata permintaan akan pengacara perceraian sekitar
Hari Valentine, dibandingkan dengan enam bulan terakhir,” papar Mark
Britton, pendiri dan CEO Avvo. “Lagi pula, jumlah pertanyaan tentang
perceraian meroket 36 persen selama waktu yang sama.”
Kelly Chang, pengacara perceraian
terkemuka, menimpali bahwa dia melihat kenaikan permohonan cerai tak
lama setelah Hari Valentine. Ini dikaitkan dengan dua kelompok orang:
“Pembuat resolusi Tahun Baru yang sempat menunda langkah dengan
meneruskan resolusi mereka untuk jadi single,” dan “Menanti Tarik
Nafas” yang “bersandar pada tindakan pasangan mereka pada Hari
Valentine, akan memilih apakah berbaikan lagi atau mengajukan gugatan
cerai.”
Cary Cheifetz, pengacara perceraian
terkemuka dari New Jersey mengatakan: “Kami melihat kenaikan nyata
dalam kasus-kasus perceraian sekitar Hari Valentine. Saya menilainya
sebagai suatu kombinasi demam kamar, yakni orang menanti sampai
berakhirnya musim liburan akhir tahun dan orang menunggu sampai mereka
tahu apa bonus dan situasi penghasilan pasangan mereka pada Tahun Baru.
Hari Valentine,Hari Pemborosan
KENDATI perekonomian mulai pulih dari
krisis, pepatah lama “pikiranlah yang berlaku” mungkin tak berlaku bagi
banyak orang AS pada 14 Pebruari. Rata-rata pasangan berencana
mengeluarkan dana tiga kali lipat lebih ba nyak pada Hari Valentine
(189 dolar) dibanding jumlah uang yang akan dikeluarkan orang single
pada rata-rata satu malam kencan (67 dolar).
Hal tersebut diketahui dalam sebuah
penelitian terbaru oleh American Express Spending & Saving Tracker.
Siapa yang paling royal dengan pengeluaran saat mengajak keluar teman
kencan? Kalangan profesional muda yang berencana mengeluarkan 255
dolar, suatu angka rata-rata yang dibelanjakan, untuk satu malam khusus
dengan orang yang mereka anggap istimewa.
Semakin banyak konsumen akan makan malam
di luar dan akan mengeluarkan uang rata-rata sekira 111 dolar.
Pasangan yang kesemsem berat juga akan datang membawa hadiah, dengan
rencana pengeluaran rata-rata 70 dolar untuk sesuatu yang istimewa itu.
Cokelat dan pakaian dalam tak jadi
pilihan pada tahun ini karena hampir separuh dari semua pria AS (49
persen) mengaku akan membeli bunga untuk menunjukkan rasa cinta mereka,
sementara 48 persen dari wanita mengaku tidak akan membeli apa-apa.
“Ada beberapa pertemuan sosial yang
masih dilakukan dan Valentine’s Day masih dianggap sebagai suatu hari
libur ketika seorang pria diharapkan menanggung sebagian besar
pengeluaran, bahkan dalam 2011 aturan main masih seperti itu,” ungkap
Mona Hamously, manajer urusan publik dari American Express.
sumber : analisadaily.com
Valentine Day, Dampak dan Hukum Merayakannya
Hari valentine (Valentine day, red) yang merupakan budaya umat non
muslim telah merusak budaya timur Indonesia. Bangsa Indonesia yang
merupakan umat Islam terbesar di dunia terkena virus dan dampak
valentine day ini.
Dampak ini sungguh mengerikan, budaya seks bebas telah melanda para remaja. Apalagi dengan adanya budaya-budaya non muslim yang merusak aqidah para remaja khususnya remaja Islam. Di Semarang, Jawa Tengah, misalnya. tingkat penjualan alat kontrasepsi di beberapa apotek dan toko asesoris seks, laris manis. Menurut salah satu pemilik toko asesoris seks, di Jalan Kusumawardani Raya mengaku ada peningkatan penjualan alat kontrasepsi. Konsumen asesoris seks ini didominasi oleh para remaja dan mahasiswa. Bahkan, katanya, mayoritas mereka sengaja memesan barang yang mereka inginkan melalui telepon. Setelah deal, karyawan toko yang akan mengantarkan pesanan tersebut. “Ya, mungkin mereka malu jika ketahuan temannya datang ke toko kami,” ucap pemilik toko.
Di Tulungagung, Sejumlah muda-mudi yang sedang merayakan pesta hari kasih sayang secara kolektif atau sendiri di sejumlah hotel, penginapan, karaoke dan kafe terkena razia, karena kedapatan berbuat mesum.
Hasilnya, sebanyak 20 pasangan mesum dan empat orang wanita yang tidak beridentitas digelandang ke Mapolres Tulungagung. Selain itu polisi juga menyita sebanyak 50 botol minuman keras (miras) berbagai merek dan ukuran yang tersimpan di sejumlah cafe.
Fakta yang terjadi di tahun tahun lalu (2009) tersebut di atas menunjukan benar perkataan Rasulullah tentang kondisi umat Islam.
Pergeseran nilai terjadi, dari nilai-nilai Ilahi menjadi nilai-nilai syaithani yang kotor dan bathil. Umat Islam semakin diarahkan kepada nilai-nilai jahat yang nampaknya Islami dan dapat diterima akal tetapi sebenarnya menjauhkan ummat Islam dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Berkembanglah berbagai pendapat mengenai nilai-nilai Islam yang sudah kuno dan ketinggalan zaman sehingga perlu sedikit disesuaikan dengan perkembangan zaman. Semua ini tidak terlepas dari usaha-usaha musuh Islam yang senantiasa berusaha menghancurkan umat Islam, maka sungguh benar firman Allah Ta’ala: “Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”. (QS. 2 : 120)
Konspirasi jahat tersebut banyak diarahkan kepada generasi muda Islam sebagai generasi yang diharapkan sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan umat dan masih memiliki waktu yang cukup panjang dalam menata dan meniti kehidupan. Namun tanpa disadarinya dirinya telah diracuni dengan berbagai nilai kotor yang bathil sehingga menjadikannya terlena. Salah satu di antaranya adalah Valentine’s Day.
Valentine’s Day berawal dari semboyan sederhana yang nampaknya baik bahkan sesuai dengan Islam, dilancarkanlah Ghazwul Fikri (invasi pemikiran) yang pada akhirnya berkembanglah budaya pacaran, saling memberi kartu ucapan kasih sayang, bahkan lebih jauh dilanjutkan dengan dansa-dansi, bernyanyi, berciuman, berpelukan dan cumbuan antara lawan jenis, padahal mereka belum terikat oleh tali pernikahan yang sah.
Penurunan moral yang sangat menjijikkan ini terjadi pada setiap tanggal 14 Februari. Bagi generasi muda, termasuk generasi muda Islam yang jahil (bodoh) terhadap agamanya, Valentine’s Day merupakan hari keramat yang ditunggu-tunggu kedatangannya karena merupakan momen untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada sang pacar, sehingga perbuatan amoral pun sah untuk dilakukan.
Dampak ini sungguh mengerikan, budaya seks bebas telah melanda para remaja. Apalagi dengan adanya budaya-budaya non muslim yang merusak aqidah para remaja khususnya remaja Islam. Di Semarang, Jawa Tengah, misalnya. tingkat penjualan alat kontrasepsi di beberapa apotek dan toko asesoris seks, laris manis. Menurut salah satu pemilik toko asesoris seks, di Jalan Kusumawardani Raya mengaku ada peningkatan penjualan alat kontrasepsi. Konsumen asesoris seks ini didominasi oleh para remaja dan mahasiswa. Bahkan, katanya, mayoritas mereka sengaja memesan barang yang mereka inginkan melalui telepon. Setelah deal, karyawan toko yang akan mengantarkan pesanan tersebut. “Ya, mungkin mereka malu jika ketahuan temannya datang ke toko kami,” ucap pemilik toko.
Di Tulungagung, Sejumlah muda-mudi yang sedang merayakan pesta hari kasih sayang secara kolektif atau sendiri di sejumlah hotel, penginapan, karaoke dan kafe terkena razia, karena kedapatan berbuat mesum.
Hasilnya, sebanyak 20 pasangan mesum dan empat orang wanita yang tidak beridentitas digelandang ke Mapolres Tulungagung. Selain itu polisi juga menyita sebanyak 50 botol minuman keras (miras) berbagai merek dan ukuran yang tersimpan di sejumlah cafe.
Fakta yang terjadi di tahun tahun lalu (2009) tersebut di atas menunjukan benar perkataan Rasulullah tentang kondisi umat Islam.
“Pasti akan ada dari ummatku suatu kaum yang (berusaha) menghalalkan zina, sutra, khomer (minuman keras), dan alat-alat musik!.” (H.R. Bukhari.)Pasangan muda yang lagi memadu kasih atau bahkan mereka yang sudah berkeluarga sangat bergembira dengan valentine day ini. Namun, tahukah mereka dengan hari yang diperingati setiap tanggal 14 Februari ini? Apakah hari Valentine itu?
Pergeseran nilai terjadi, dari nilai-nilai Ilahi menjadi nilai-nilai syaithani yang kotor dan bathil. Umat Islam semakin diarahkan kepada nilai-nilai jahat yang nampaknya Islami dan dapat diterima akal tetapi sebenarnya menjauhkan ummat Islam dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Berkembanglah berbagai pendapat mengenai nilai-nilai Islam yang sudah kuno dan ketinggalan zaman sehingga perlu sedikit disesuaikan dengan perkembangan zaman. Semua ini tidak terlepas dari usaha-usaha musuh Islam yang senantiasa berusaha menghancurkan umat Islam, maka sungguh benar firman Allah Ta’ala: “Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”. (QS. 2 : 120)
Konspirasi jahat tersebut banyak diarahkan kepada generasi muda Islam sebagai generasi yang diharapkan sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan umat dan masih memiliki waktu yang cukup panjang dalam menata dan meniti kehidupan. Namun tanpa disadarinya dirinya telah diracuni dengan berbagai nilai kotor yang bathil sehingga menjadikannya terlena. Salah satu di antaranya adalah Valentine’s Day.
Valentine’s Day berawal dari semboyan sederhana yang nampaknya baik bahkan sesuai dengan Islam, dilancarkanlah Ghazwul Fikri (invasi pemikiran) yang pada akhirnya berkembanglah budaya pacaran, saling memberi kartu ucapan kasih sayang, bahkan lebih jauh dilanjutkan dengan dansa-dansi, bernyanyi, berciuman, berpelukan dan cumbuan antara lawan jenis, padahal mereka belum terikat oleh tali pernikahan yang sah.
Penurunan moral yang sangat menjijikkan ini terjadi pada setiap tanggal 14 Februari. Bagi generasi muda, termasuk generasi muda Islam yang jahil (bodoh) terhadap agamanya, Valentine’s Day merupakan hari keramat yang ditunggu-tunggu kedatangannya karena merupakan momen untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada sang pacar, sehingga perbuatan amoral pun sah untuk dilakukan.
Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir
Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir (baca:
tasyabbuh). Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat
ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama (baca: ijma’). Inilah
yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho’ Ash Shiroth Al Mustaqim (Ta’liq: Dr. Nashir bin ‘Abdil Karim Al ‘Aql, terbitan Wizarotusy Syu’un Al Islamiyah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dalam hadits lain, Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُونَ ، فَخَالِفُوهُمْ
“Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka.”
(HR. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103) Hadits ini menunjukkan
kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan
di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. (Iqtidho’, 1/185)Dalam hadits lain, Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’
[hal. 1/269] mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman dalam Irwa’ul Gholil no. 1269).Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.
Hari Valentine pada era modern
Hari Valentine kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya, negara yang mengkolonisasi daerah tersebut. Di Amerika Serikat kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 - 1904) dari Worcester, Massachusetts.
Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar
dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu
Valentine Inggris yang ia terima. (Semenjak tahun 2001, The Greeting Card Association setiap tahun mengeluarkan penghargaan "Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary".)
valentine day
Hari Valentine (bahasa Inggris: Valentine's Day) atau disebut juga Hari Kasih Sayang, pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Asal-usulnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus. Beberapa pembaca mungkin ingin membaca entri Valentinius pula. Hari raya ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang romantis sebelum akhir Abad Pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.
Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk "valentines". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun.[1] Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.
Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya Valentine itu merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.
Di Amerika Serikat hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik "Happy Valentine's", yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, ataupun, teman pria kepada teman prianya dan teman wanita kepada teman wanitanya.
Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk "valentines". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun.[1] Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.
Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya Valentine itu merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.
Di Amerika Serikat hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik "Happy Valentine's", yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, ataupun, teman pria kepada teman prianya dan teman wanita kepada teman wanitanya.
Langganan:
Postingan (Atom)